semua hal dan kebiasaan yang biasa dirasakan, dialami, dijalani oleh manusia biasa


Sabar Meratapi



puisi,Sabar Meratapi,puisi Sabar Meratapi
Takdir telah meletakan di tanganku cangkir yang berisi empedu dan aku mewajibkan diriku sendiri untuk meminumnya
Menghirup kepahitan itu sepenuhnya hingga tak ada lagi yang tinggal kecuali beberapa tetes yang juga akan kureguk dengan penuh kesabaran
Aku sadar wujudku terlalu lemah dan tak layak tuk menikmati manisan kehidupan
Kini di bibirku hanya tersirat bayangan senyum
Namun degup jantungku yang memacu cepat tak ingin menuju pemberhentian


 *karya Lara Luca (Tante Ku) 



JIKA KAU INGIN

JIKA KAU INGIN

Jika Kau ingin...... Tikam saja aku dengan hembus nafasmu yg paling basah di bibir sunyiku Nisca...
BILA HATI BICARA

BILA HATI BICARA

Mimpi pekat telah tersingkap Merajuk kalam kalam isyarat Malampun bersenandung erat Menumpahkan ...
DI SEBUAH PERSIMPANGAN

DI SEBUAH PERSIMPANGAN

                                              DI SEBUAH PERSIMPANGAN Di sebuah persimpangan S...
Menangkap Sinar Dari Bayang-Bayangmu

Menangkap Sinar Dari Bayang-Bayangmu

Di sana aku mencoba menjelma Menjadi seekor ikan yang mengikuti arus Mencoba menjadi sebutir muti...
Di Manakah Rindumu?

Di Manakah Rindumu?

Di Manakah Rindumu? Di ujung mana bisa kutemukan cahaya? Yang kutemukan hanya setangkup rindu ...
Biarlah Ikhlas Merajai Istana hatiku

Biarlah Ikhlas Merajai Istana hatiku

Sekali kudekap rasa dan melingkar indah. Cahaya matamu berputar menembus hingga terkoyak sumsum ra...
Hadirlah Di Wujud Nyataku

Hadirlah Di Wujud Nyataku

Mata ini terpejam ... Tapi tidak benak jiwaku Masih menatapmu berbinar Masih sayu tersipu mengingat ...
Tinggallah Di Sini Di hatiku

Tinggallah Di Sini Di hatiku

Aku mungkin terbiasa dengan sunyi Langit-langit rumahku di bawah matamu Pun Rembulan yang bertengg...
Segugus Puisiku Berguguran

Segugus Puisiku Berguguran

Segugus puisiku berguguran Meledakkan mendung Bersenandung dalam rinai hujan Wajah-wajah awan men...

Sayap Cinta Sang Camar

Sayap Cinta Sang Camar

Duhai  sayap cinta.... Mengapa tak lagi menuntun kepak-kepak asanya menuju angin utara? Sembilu ya...


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Sabar Meratapi

0 komentar:

Post a Comment